Saturday, March 14, 2009

Ekspedisi ke Taman Purbakala Benteng Otanaha


Taman Purbakala Benteng Otanaha terletak di Batu Daa, Gorontalo. Benteng yang terletak diatas bukit yang merupakan peninggalan purbakala, warisan leluhur yang wajib dijaga untuk anak cucu kita. Dengan alasan ini maka kelompok ekspedisi yang terdiri dari 11 orang, harus memasukkan taman purbakala benteng otanaha sebagai tujuan ekspedisinya.
Pukul 12.00 teng, kelompok ekspedisi mengawali ekspedisinya dengan sholat zuhur, lalu mengambil langkah menuju terminal, dekat pasar sentral. Sebut saja oto, sebuah mobil sebagai transportasi menuju benteng dengan ongkos 4000 rupiah. Jangan lupa bilang pada supirnya, “berhenti di pertigaan benteng, om”. Jangan sampai dorang terlewat. Karena akibatnya harus menambah ongkos 2000 rupiah lagi kembali ke tujuan, seperti ke 11 kelompok ekspedisi ini.
Pukul 13.00 kelompok ekspedisi masih didalam oto, belum jalan, kami masih menunggu satu orang penumpang, karena oto takkan jalan kalau penumpang belum memenuhi quota. Finally, seorang ibu dengan putranya menjadi penyelamat kelompok ekspedisi melawan tajamnya sengatan mentari yang tak sedang bersahabat hari itu. Sebenarnya tidak sering mereka bersahabat dengan sinar uv itu kecuali pada saat mencuci. Syukurlah akhirnya oto yang dinaiki melaju juga diiringi alunan group band Michael Learns to Rock (MLTR) dari album The Best of MLTR. Inilah mungkin yang mengakibatkan para ekspedisi terlewat jauh dari pertigaan benteng, tempat yang seharusnya mereka turun. Dari pasar sentral ternyata tak terlalu jauh, kurang lebih 20 menit sampai di pertigaan benteng.
Dari pertigaan benteng tersebut berjalan sedikit kedalam, sampai mereka temukan pintu gerbang bertuliskan “TAMAN PURBAKALA BENTENG OTANAHA, KOTA GORONTALO”. HTM 2000 rupiah, cukup murah untuk sebuah tempat rekreasi. Untuk melihat keseluruhan benteng mereka harus menaiki ratusan anak tangga menuju keatas bukit dengan tanjakan membentuk sudut 45 derajat. Cukup membuat kaki bergetar. Dari ratusan anak tangga tersebut, terdiri dari 4 pos istirahat. Tempat kelompok ekspedisi mengamati alam sekitar. Di pos pertama, langkah berjalan cepat lalu melambat namun masih bersemangat. Masuk di pos kedua, kaki melangkah melemah mengangkat beban tubuh yang memberat seketika. Di pos ketiga, kaki bergetar, langkah melemah nafas berkejaran, namun mereka berbalik kearah seberang, terlihat view yang cantik, awan putih yang bergerumul, hamparan ladang yang luas penuh eceng gondok, bukit hijau yang sesekali terlihat warna kuning, merah, dan jingga tanda tertanam bunga disana. Lalu mereka melihat keatas, satu pos lagi... dengan kaki yang masih bergetar mereka bergegas dengan semangat melanjutkan perjalanan menuju pos terakhir.
Pos keempat, terbayar sudah rasa lelah yang dirasa, tak ada lagi kaki bergetar, tak ada lagi nafas berkejaran. Keindahan suasana membayar semuanya. Ada 3 benteng yang ada di atas bukit, satu diantaranya terletak agak kebawah. Ketiga benteng berbentuk lingkaran terbuat dari batu. Benteng pertama di lengkapi goa atau mungkin lebih tepatnya seperti sebuah pintu yang mengarah kedalam benteng, ditengahnya hamparan rumput hijau yang mulai meninggi. Jangan heran, akan ada yang menumpang di kakimu jika kamu terjun dipadang rumput itu. Bukan apa-apa, hanya... seperti buah rumput, berwarna hijau bola-bola kecil, entah apa. Keluar sedikit terdapat 3 buah tempat berteduh. Tempat yang tepat untuk meletakkan tubuh setelah pencapaian ratusan anak tangga. Keluar pagar kan kau temukan satu benteng persis seperti benteng pertama, namun dengan view berbeda, lebih indah tentunya. Apa itu? Benteng dengan background bukit seberang, cocok untuk foto post-wedding.

Ini dia benteng ketiga, terletak menurun. Mereka harus menempuh 164 anak tangga untuk mencapainya. Inilah benteng yang paling menarik, perjalanan setapak berpagar menurun yang akan membawamu sampai pada benteng ketiga. Seperti benteng yang lain berbentuk lingkaran yang terbuat dari batu lalu ditengahnya hamparan hijau, namun yang ini view nya lebih indah dari kedua benteng yang lain.


Dari sini Syukurlah Mr. Sun tak sedang menatap mereka, sehingga mereka semakin dapat menikmati panorama yang indah. Mau tau apa? Yang ini khusus mereka rahasiakan untukmu, agar kamu melihat sendiri keelokkannya, mau? Ini memang tempat bersejarah yang patut dilestarikan dan dinikmati kamu dan keluargamu. Selamat menikmati keelokkannya, sahabat.

No comments: